Fokusmadura - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, M. Kes., menegaskan pentingnya penyediaan fasilitas Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) di Kabupaten Sumenep.
Menurutnya, layanan ini sangat mendesak bagi masyarakat kepulauan, khususnya nelayan dan penyelam tradisional, yang rentan mengalami gangguan kesehatan akibat aktivitas bawah laut.
“Terapi oksigen hiperbarik tidak hanya dibutuhkan oleh penyelam yang sering menghadapi decompression sickness (penyakit dekompresi), tetapi juga bermanfaat untuk penanganan berbagai kondisi medis lain seperti infeksi berat, luka kronis, gangguan peredaran darah, hingga keracunan karbon monoksida,” jelas dr. Erliyati, Senin (08/09/2025).
Saat ini, fasilitas HBOT di Jawa Timur masih terpusat di Surabaya, yakni di Lakesla (Lembaga Kesehatan Kelautan), dengan sarana berupa ambulans hiperbarik portabel. Kondisi tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Sumenep secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Untuk menghadirkan layanan HBOT permanen di RSUD dr. H. Moh. Anwar, diperkirakan diperlukan anggaran sekitar Rp5 miliar. Biaya tersebut mencakup pembangunan ruang hiperbarik, pengadaan peralatan penunjang, serta pelatihan tenaga medis yang kompeten.
“Kami berharap pemerintah daerah dapat memberi perhatian serius terhadap kebutuhan ini. Meski investasinya cukup besar, manfaat jangka panjangnya akan jauh lebih besar, terutama bagi keselamatan dan kesehatan masyarakat kepulauan,” tegasnya.
Ia menambahkan, pihak rumah sakit saat ini tengah menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Kesehatan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, guna menjajaki skema pendanaan bersama.
Dengan hadirnya fasilitas HBOT permanen, diharapkan masyarakat Sumenep, terutama dari pulau-pulau terluar, tidak lagi harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan penanganan medis yang krusial.